Logo Wastu Property

Update Terbaru Harga Tanah di Yogyakarta Tahun 2024

Update Terbaru Harga Tanah di Yogyakarta Tahun 2024
Sumber foto : freepik

Daftar isi

Yogyakarta, kota istimewa yang terkenal dengan budaya, wisata, dan pendidikannya, kini dihadapkan dengan sebuah kenyataan yang kurang enak didengar. Lantaran harga tanah yang terus melambung tinggi. Kenaikan ini bagaikan badai yang menerjang impian banyak orang untuk memiliki hunian di kota istimewa ini. Khususnya bagi penduduk asli Jogja sendiri.

Kenaikan harga tanah di jogja saat ini memang tidak bisa dihindari. Yogyakarta sendiri sudah terlanjur menjadi destinasi wisata utama dan memegang nama kota pelajar. Dibuktikan dengan banyaknya kampus yang ada dan lokasi wisata baru yang bermunculan, Kebutuhan akan lahan tanah di Yogyakarta untuk investasi properti sangat tinggi dan menyebabkan kenaikan harga yang signifikan.

Sumber foto : freepik

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Tanah di Jogja

Harga tanah di Yogyakarta terus mengalami kenaikan, terutama di pusat kota dan wilayah Sleman. Pada tahun 2023, harga tanah di pusat Kota Yogyakarta mencapai Rp 10 juta per meter, sedangkan di wilayah Sleman mencapai Rp 2,2 jutaan. Faktor peningkatan harga tanah ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

  • Tingginya permintaan properti
    Yogyakarta sebagai destinasi wisata dan pendidikan favorit menarik banyak orang untuk berinvestasi properti. Permintaan tanah untuk membangun hotel, kos-kosan, dan hunian terus meningkat dan menjadi penyebab utama.
  • Keterbatasan lahan
    Lahan di Yogyakarta semakin terbatas karena alih fungsi untuk pembangunan infrastruktur dan permukiman.
  • Pembeli dari luar Yogyakarta
    Banyak orang dari luar Yogyakarta yang membeli tanah di Yogyakarta tanpa menawar, sehingga mendorong kenaikan harga.

Update harga tanah per meter di Yogyakarta pada tahun 2024

Berdasarkan data terbaru, harga tanah di pusat Kota Yogyakarta telah mencapai Rp 10 juta per meter. Kawasan elit seperti Umbulharjo dan Jalan Parangtritis (dekat Kraton) bahkan menembus angka Rp 9,5 juta dan Rp 14,5 juta per meter. Kemudian di wilayah Sleman, harga tanah tak jauh berbeda. Maguwoharjo dibanderol dengan harga Rp 3,5 juta per meter, sedangkan kawasan strategis seperti Jalan Kaliurang (dekat UII) dan Ring Road Utara mencapai Rp 2,2 juta hingga Rp 15 juta per meter. Detail harganya sebagai berikut,

update harga tanah per meter di Yogyakarta pada tahun 2024
Sumber foto : freepik

Pusat Kota Yogyakarta

  • Umbulharjo: Rp 5 juta – Rp 9,5 juta
  • Jl. Parangtritis (dekat Kraton): Rp 14,5 juta

Sleman

  • Maguwoharjo: Rp 3,5 juta
  • Jl. Kaliurang (dekat UII): Rp 2,2 juta
  • Ring Road Utara: Rp 10 juta – Rp 15 juta
  • Prambanan: Rp 3 juta – Rp 5 juta

Bantul

  • Banguntapan, Sewon, Kasihan, Sedayu: mencapai Rp 3 juta
  • Ring Road: Rp 5 juta – Rp 8 juta
  • Bambanglipuro, Pundong, Imogiri, Pajangan, Srandakan: Rp 1,3 juta

Kulon Progo

  • Wates: Rp 1 juta – Rp 2 juta
  • Temon: Rp 750 ribu – Rp 1 juta

Gunungkidul

  • Wonosari: Rp 500 ribu – Rp 1 juta
  • Patuk: Rp 300 ribu – Rp 500 ribu

Dampak Kenaikan Harga Tanah di Yogyakarta

Kenaikan harga tanah yang signifikan ini menimbulkan beberapa dampak negatif, diantaranya : 

  • Masyarakat Yogyakarta kesulitan membeli rumah
    Harga tanah yang tinggi membuat banyak warga Yogyakarta tidak mampu membeli rumah, terutama di wilayah strategis.
  • Pembangunan rumah subsidi terhambat
    Harga tanah yang tinggi membuat pengembang kesulitan membangun rumah subsidi dengan harga terjangkau. Bahkan dari data yang kami kumpulkan, tidak ada rumah subsidi dengan legalitas SHM di pusat kota Jogja di tahun 2024 ini.
  • Alih fungsi lahan pertanian
    Lahan pertanian di Yogyakarta terus menyusut karena dialihfungsikan menjadi permukiman dan kawasan industri.
Dampak Kenaikan Harga Tanah di Yogyakarta
Sumber foto : freepik
Di balik dampak negatifnya, kenaikan harga tanah di Yogyakarta juga membawa beberapa dampak positif:
 
  • Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
    Kenaikan harga tanah membawa keuntungan bagi pemilik tanah, terutama bagi masyarakat lokal yang memiliki aset tanah di Yogyakarta. Nilai kekayaan mereka meningkat, sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.
  • Mendorong Pembangunan Ekonomi
    Kenaikan harga tanah menarik investor untuk menanamkan modal di Yogyakarta. Pembangunan properti, seperti hotel, apartemen, dan kawasan komersial, akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan.
  • Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
    Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang meningkat seiring kenaikan harga tanah menjadi sumber PAD yang signifikan bagi pemerintah daerah. Dana ini dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan publik lainnya.
  • Mempercepat Pertumbuhan Infrastruktur
    Pemerintah daerah memiliki insentif untuk membangun infrastruktur di kawasan dengan harga tanah tinggi. Hal ini dapat meningkatkan aksesibilitas dan kualitas hidup masyarakat di Yogyakarta.
  • Mendorong Regenerasi Kota
    Kenaikan harga tanah mendorong pemilik tanah lama untuk menjual aset mereka. Hal ini membuka peluang bagi pengembang untuk membangun kawasan baru dengan desain dan infrastruktur yang lebih modern.
  • Melestarikan Kearifan Lokal
    Kenaikan harga tanah di kawasan strategis dapat mendorong pengembangan wisata budaya dan sejarah. Hal ini dapat membantu melestarikan kearifan lokal dan identitas Yogyakarta.
 
Penting untuk dicatat bahwa dampak positif ini tidak merata. Masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah dapat terpinggirkan dari akses terhadap hunian di Yogyakarta. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang tepat sasaran untuk menyeimbangkan manfaat ekonomi dengan kebutuhan sosial masyarakat.
Kenaikan harga tanah di Yogyakarta
Sumber foto : freepik

Solusi kenaikan harga tanah di Yogyakarta

Melihat dampak yang kompleks ini, diperlukan solusi yang komprehensif dari berbagai pihak, diantaranya

  • Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan harga tanah.
  • Pengembang perlu mencari alternatif lahan yang lebih murah untuk membangun rumah subsidi.
  • Masyarakat perlu mempertimbangkan alternatif hunian dipinggiran kota atau di luar Yogyakarta.


Harga tanah di Yogyakarta terus mengalami kenaikan dan menjadi masalah bagi masyarakat Yogyakarta. Diperlukan solusi dari pemerintah, pengembang, dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini.

Kenaikan harga tanah di Yogyakarta bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi, ini menunjukkan geliat ekonomi dan daya tarik Yogyakarta. Di sisi lain, ini menjadi kenyataan pahit bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian di kota istimewa ini. Diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mencari solusi dan membuka jalan bagi masyarakat Yogyakarta untuk mewujudkan impian mereka memiliki hunian yang layak.

Sumber informasi

  • rumah123.com
  • nasional.kompas.com
  • kumparan.com
  • harianjogja.com
  • jogja.tribunnews.com

Artikel ini dibuat berdasarkan informasi dari sumber berita yang ada dan dipadukan dengan informasi yang kami tambahkan selaku Agen Properti di Jogja.